NAMA :REMIGIUS BERE MALI
NIM :**********
UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG
NTT
ASAS BLACK
I. TUJUAN :
-. Menyelidiki asas-asas black.
-. Menentukan kapasitas panas jenis
Suatu benda.
II. DASAR TEORI
Kalorimeter adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk selama proses kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor dari reaksi yang dikeluarkan. Kalorimeter dapat digunakan untuk menghitung energi dalam makanan dalam atmosfer dan mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter (Wahyu, 2010).
Suatu zat apabila diberi kalor terus menerus dan melepas kalor maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat (Soedojo, 1999).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimeter. Dengan menggunakan hukum hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi. Pembentukan standart, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar kedalam kalorimeter, dan hukum yang berlaku pada proses ini adalah hukum azas black yaitu:
Qlepas = Qterima
Q = M.C.∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
M = massa zat (gram)
C = kalor jenis (kal/groc)
∆T = perubahan suhu
(Zemansky, 1988)
Sebelum lebih jauh dijelaskan mengenai kalorimeter, terlebih dahulu mengenal istilah-istilah dalam kalorimeter sebagai berikut:
Kalor jenis zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat.
Kapasitas kalor adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu seluruh benda sebanyak satu derajat.
Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk melebur satu satuan massa pada suhu tetap.
Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan ketika zat membeku.
Titik lebuh normal adalah titik dimana benda tersebut berubah wujud menjadi cair.
Kalor uap adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu satuan massa cairan pada suhu tetap.
Kalor embun adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk berubah wujud dari gas ke cair satu satuan massa cairan pada suhu tetap.
Titik didih normal adalah suhu dimana tekanan zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan (Bueche, 2006).
Azas black adalah hukum yang menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan oleh zat bersuhu tinggi akan selalu sama dengan jumlah kalor yang diterima dan zat lain yang bersuhu rendah.
Untuk menentukan kalor jenis suatu benda digu32nakan:
Cb=((Mk+Ck+Ma+Cd)(Tc-Ta))/(Mb(Tb-Tc)) (persamaan 4.4)
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi:
Mb Cb (Tb-Tc) = (Mk.Ck+Ma.Ca) (Tc-Ta)
Mb Cb ∆T1 = Mk Ck (Tc-Ta) + Ma Ca (Tc-Ta)
Qb = Qk+Qa (persamaan 4.6)
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es digunakan:
Les= ((Mk Ck+Ma Ca)(Ta-Ta)-Mc Ca Tc)/Mes (persamaan 4.5)
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi:
Les.Mes = (Mk.Ck+Ma.Ca) Tc-Ta – Mc Ca Tc
Mes.Les+Ma Ca Ta = Mk Ck (Tc-Ta) + Ma Ca (Tc-Ta)
QL + Qa.C = Qk+Qa (persamaan 4.6)
(Giancoli, 2001)
Bila dua sistem yang temperaturnya berbeda-beda dipersatukan, maka temperature terakhir yang dicapai oleh kedua sistem tersebut berada diantara dua temperatur permukaan tersebut. Suatu zat bahan (material substance) yakni kalorik, terdapat didalam setiap benda. Sebuah benda pada temperatur tinggi mengandung lebih banyak kalori daripada benda temperatur rendah. Bila kedua benda tersebut disatukan, maka benda yang kaya kalorinya kehilangan sebagian kalorinya yang diberikank epada benda lain sampai kedua benda tersebut belum mencapai temperatur yang sama. Teori kalorik mampu menjelaskan percampuran zat-zat didalam sebuah kalorimeter. Sedangkan kalorimeter tersebut merupakan alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat (Halliday, 1999).
Suatu zat apabila diberi kalor terus menerus dan melepas kalor maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat (Soedojo, 1999).
Pengukuran jumlah kalor reaksi yang diserap atau dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen disebut kalorimeter. Dengan menggunakan hukum hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi. Pembentukan standart, energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak ada energi yang lepas atau masuk dari luar kedalam kalorimeter, dan hukum yang berlaku pada proses ini adalah hukum azas black yaitu:
Qlepas = Qterima
Q = M.C.∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (joule)
M = massa zat (gram)
C = kalor jenis (kal/groc)
∆T = perubahan suhu
(Zemansky, 1988)
Sebelum lebih jauh dijelaskan mengenai kalorimeter, terlebih dahulu mengenal istilah-istilah dalam kalorimeter sebagai berikut:
Kalor jenis zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat.
Kapasitas kalor adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu seluruh benda sebanyak satu derajat.
Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk melebur satu satuan massa pada suhu tetap.
Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan ketika zat membeku.
Titik lebuh normal adalah titik dimana benda tersebut berubah wujud menjadi cair.
Kalor uap adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menguapkan satu satuan massa cairan pada suhu tetap.
Kalor embun adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk berubah wujud dari gas ke cair satu satuan massa cairan pada suhu tetap.
Titik didih normal adalah suhu dimana tekanan zat cair sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan (Bueche, 2006).
Azas black adalah hukum yang menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan oleh zat bersuhu tinggi akan selalu sama dengan jumlah kalor yang diterima dan zat lain yang bersuhu rendah.
Untuk menentukan kalor jenis suatu benda digu32nakan:
Cb=((Mk+Ck+Ma+Cd)(Tc-Ta))/(Mb(Tb-Tc)) (persamaan 4.4)
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi:
Mb Cb (Tb-Tc) = (Mk.Ck+Ma.Ca) (Tc-Ta)
Mb Cb ∆T1 = Mk Ck (Tc-Ta) + Ma Ca (Tc-Ta)
Qb = Qk+Qa (persamaan 4.6)
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es digunakan:
Les= ((Mk Ck+Ma Ca)(Ta-Ta)-Mc Ca Tc)/Mes (persamaan 4.5)
Dari persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi:
Les.Mes = (Mk.Ck+Ma.Ca) Tc-Ta – Mc Ca Tc
Mes.Les+Ma Ca Ta = Mk Ck (Tc-Ta) + Ma Ca (Tc-Ta)
QL + Qa.C = Qk+Qa (persamaan 4.6)
(Giancoli, 2001)
Bila dua sistem yang temperaturnya berbeda-beda dipersatukan, maka temperature terakhir yang dicapai oleh kedua sistem tersebut berada diantara dua temperatur permukaan tersebut. Suatu zat bahan (material substance) yakni kalorik, terdapat didalam setiap benda. Sebuah benda pada temperatur tinggi mengandung lebih banyak kalori daripada benda temperatur rendah. Bila kedua benda tersebut disatukan, maka benda yang kaya kalorinya kehilangan sebagian kalorinya yang diberikank epada benda lain sampai kedua benda tersebut belum mencapai temperatur yang sama. Teori kalorik mampu menjelaskan percampuran zat-zat didalam sebuah kalorimeter. Sedangkan kalorimeter tersebut merupakan alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat (Halliday, 1999).
III. ALAT DAN BAHAN
-. 1 Neraca O'hauss
-. 2 kalorimeter
-. 2 termometer
-. 1 logam
-. 1 penjepit
-. 1 hot plate
IV. PROSEDUR KERJA
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
Kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara bersama-sama dicatat sebagai Mk.
Kalorimeter diisi dengan air, kemudian ditimbang dan dicatat sebagai Mak. Maka Ma = Mak – mk.
Kalorimeter bersama air dipanaskan hingga suhunya sekitar 70oc dicatat sebagai Ta.
Bahan yang akan ditentukan kalor jenisnya sebagai mb ditimbang.
Bahan dipanaskan di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu (minimal 75oc).
Suhu benda dicatat sebagai Tv, kemudian dengan cepat dimasukkan kedalam kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.
Pengaduk yang telah diberi isolasi diaduk perlahan-lahan. Suhu air perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Suhu tertinggi dicatat yang diperoleh (Tc).
Percobaan (langkah 1-7) diulangi dengan suhu awal bahan Tb yang berbeda.
Langkah 1-8 diulangi untuk jenis bahan yang berbeda.
Kalorimeter dan pengaduk ditimbang secara bersama-sama dicatat sebagai Mk.
Kalorimeter diisi dengan air, kemudian ditimbang dan dicatat sebagai Mak. Maka Ma = Mak – mk.
Kalorimeter bersama air dipanaskan hingga suhunya sekitar 70oc dicatat sebagai Ta.
Bahan yang akan ditentukan kalor jenisnya sebagai mb ditimbang.
Bahan dipanaskan di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu (minimal 75oc).
Suhu benda dicatat sebagai Tv, kemudian dengan cepat dimasukkan kedalam kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.
Pengaduk yang telah diberi isolasi diaduk perlahan-lahan. Suhu air perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Suhu tertinggi dicatat yang diperoleh (Tc).
Percobaan (langkah 1-7) diulangi dengan suhu awal bahan Tb yang berbeda.
Langkah 1-8 diulangi untuk jenis bahan yang berbeda.
V. DATA PERCOBAAN
mb mk mak ma Ta Tb Tc Ca
1 2,3520 3,7980 9,4730 5,6750 28oC 75oC 30oC 4,2
2 2,3524 3,7980 9,4700 5,6725 28oC 77oC 31oC 4,2
Cb ( Cb-(Cb) ̅ ) ( Cb-(Cb) ̅ )2 ΔCb Ck Q I (%) K (%) AP
0,47 -0,105 1,1025x10-2 14,8x10-2 0,21 5,9 3,1 96,9 3
0,68 0,105 1,1025x10-2 14,8x10-2 0,21 8,6 2,1 97,9 3
1 2,3520 3,7980 9,4730 5,6750 28oC 75oC 30oC 4,2
2 2,3524 3,7980 9,4700 5,6725 28oC 77oC 31oC 4,2
Cb ( Cb-(Cb) ̅ ) ( Cb-(Cb) ̅ )2 ΔCb Ck Q I (%) K (%) AP
0,47 -0,105 1,1025x10-2 14,8x10-2 0,21 5,9 3,1 96,9 3
0,68 0,105 1,1025x10-2 14,8x10-2 0,21 8,6 2,1 97,9 3
VI. EVALUASI KERJA.
The first casino slot machine in history? - Kookoo
BalasHapusBut what is it about, and how old are it to win the game 카지노사이트 of slots? I'm not 퍼스트 카지노 a big fan 바카라사이트 of slot machines. The basic idea is simple and easy to learn